(Suatu Ide Pemeliharaan Level Software Alat Utama Sistem Senjata TNI AU)
Kapten Lek Ir. Arwin D.W. Sumari, FSI, FSME, VDBM, SA1
Militer (baca : Tentara
Nasional Indonesia) tidak akan pernah lepas dari
teknologi dan perkembangannya baik dalam skala regional (dalam negeri) maupun internasional. Pengalaman di
beberapa medan pertempuran telah membuktikan bahwa teknologi memegang peranan yang sangat penting atau dengan kata lain “who invents a new technology he will win the war”. Sebagai contoh
adalah peperangan yang digelar
oleh Amerika Serikat yang diberi sandi “Endurance
Freedom” saat menghadapi pemerintahan Afghanistan di bawah rezim Taliban atau saat perang melawan Irak yang menginvasi Kuwait beberapa
tahun yang lalu.
Medan perang adalah
salah satu sarana terbaik untuk menguji coba suatu
penemuan mesin perang baru. Tidak sedikit peralatan perang baru harus dirancang untuk menghadapi situasi medan perang tertentu seperti kondisi daerah
perang yang bergunung-gunung, gurun pasir atau di
bawah laut, belum model pertahanan
yang telah dipersiapkan oleh
pihak lawan seperti goa-goa yang
berliku- liku dan bunker-bunker dengan ketebalan
lapisan yang tidak
umum. Salah satu kunci Kemenangan
perang ditentukan dari kemampuan peralatan perang yang diciptakan tersebut
untuk menghadapi situasi tersebut dan di sinilah teknologi harus berperan.
Di dalam setiap
peperangan, serangan pembukaan pasti akan dilakukan oleh kekuatan
perang yang dapat bergerak dengan
cepat mencapai titik sasaran, melaksanakan serangan dan kembali dengan cepat pula ke pangkalannya dan hal
ini hanya dapat dilakukan oleh Angkatan
Udara. Gebrakan awal yang mengejutkan
akan menciutkan nyali lawan sehingga
komponen perang lainnya dapat dengan segera bergerak
menuju ke daerah lawan dan merebut sasaran strategis yang pada
akhirnya akan melumpuhkan kekuatan lawan.
Sehingga tidaklah aneh
bila perkembangan teknologi dirgantara khususnya
aplikasi militer sangat cepat dan lebih-lebih lagi sebagian besar aplikasi tersebut berbasis komputer sehingga tidaklah
heran bila TNI AU sulit untuk mengikuti perkembangannya.