Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha.
Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja atau usaha. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt
atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan daya listrik dimana 1 HP
setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya listrik
dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian
arus 1 Ampere dan tegangan 1 Volt. Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan
Arus dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan :
P = V x I
P = V x I
1. Daya Aktif adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya, mekanik dan lain – lain.
P = V. I . Cos φ
P = 3 . VL . IL . Cos φ
2. Daya Reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var.
Q = V.I.Sin φ
Q = 3 . VL . IL . Sin φ
3. Daya Nyata adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA
2. Daya Reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan daya reaktif adalah Var.
Q = V.I.Sin φ
Q = 3 . VL . IL . Sin φ
3. Daya Nyata adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA
Untuk mendapatkan
daya satu
phasa, maka dapat diturunkan
persamaannya seperti di bawah ini :
S = P + jQ
Dari gambar diatas terlihat bahwa maka :
S = P + jQ
Dari gambar diatas terlihat bahwa maka :
P = V.I
Cos φ
Q = V. I Sin φ
S1φ
= V.
I. Cos φ + j V. I Sin
φ
S1φ = V. I. (Cos φ + j Sin φ)
S1φ = V. I. ej φ
S1 φ = V. I < φ
S1φ = V. I. (Cos φ + j Sin φ)
S1φ = V. I. ej φ
S1 φ = V. I < φ
S1 φ = V. I *
Sedangkan untuk rangkaian tiga phasa mempunyai 2 bentuk hubungan yaitu
Hubungan Bintang
dimana :
VRS = VRT = VST = VL ; Tegangan antar phasa
VRN
= VSN
=VTN = VP ; Tegangan phasa
IR = IS = IT = IL (IP) ; Arus phasa /Arus saluran
Bila IL adalah arus saluran
dan IP adalah
arus phasa, maka akan berlaku hubungan:
IL = IP
IL = IP
VL = 3 VP
Hubungan Segitiga
Di mana :
IRS = IST = ITR = IP ; Arus phasa
IR = IS =IT = IL ; Arus saluran
VRS = VST = VTR = VL (VP) ; Tegangan
antar phasa
Bila VL adalah
tegangan
antar
phasa dan VP adalah tegangan
phasa maka berlaku hubungan :
VL = VP
VL = VP
IL = 3 . IP
Dari kedua macam rangkaian di atas,
untuk mendapatkan daya tiga
phasanya maka dapat digunakan
rumus :
S(3) = 3
. VL. IL
No comments :
Post a Comment